Minggu, 27 Juni 2010

Kota Cimahi







Kota Cimahi adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah barat Kota Bandung. Cimahi dahulu bagian dari Kabupaten Bandung, yang kemudian ditetapkan sebagai kota administratif pada tanggal 29 Januari 1976. Pada tanggal 21 Juni 2001, Cimahi ditetapkan sebagai kota otonom. Kota Cimahi terdiri atas 3 kecamatan, yang dibagi lagi atas 15 kelurahan. Luas Kota Cimahi mencapai 48,42 km2, dengan jumlah penduduk 483 ribu jiwa (tahun 2003), sehingga kepadatan penduduknya 9.975 jiwa/km2.



Sejarah

Cimahi mulai dikenal ketika pada tahun 1811, Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels jalan Anyer-Panarukan, dengan dibuatnya pos penjagaan di alun-alun Cimahi sekarang. Tahun 1874–1893, dilaksanakan pembuatan jalan kereta api Bandung-Cianjur sekaligus pembuatan Stasiun Cimahi. Tahun 1886 dibangun pusat pendidikan militer beserta fasilitas lainnya seperti Rumah Sakit Dustira dan rumah tahanan militer. Pada tahun 1935, Cimahi ditetapkan sebagai kecamatan.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Cimahi menjadi bagian dari Kabupaten Bandung Utara. Pada tahun 1962, dibentuk Kawedanaan Cimahi yang meliputi Kecamatan Cimahi, Padalarang, Batujajar, dan Cipatat. Berdasarkan PP Nomor 29 Tahun 1975, Cimahi ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif pada tanggal 29 Januari 1976, dan menjadi kota administratif pertama di Jawa Barat. Mulai 21 Juni 2001 status Cimahi menjadi kota.

Kini Cimahi menjadi salah satu kawasan pertumbuhan Kota Bandung di sebelah barat. Jumlah penduduknya saat ini adalah sekitar 483.000 jiwa, meningkat dari 290.000 pada tahun 1990 dengan pertumbuhan rata-rata 2,12% per tahun.


Kota Tentara

Kota Cimahi mendapat julukan sebagai "Kota Tentara" karena di kota ini banyak pusat pendidikan untuk tentara, di antaranya:

Pusat pendidikan artileri medan (Pusdikarmed)
Pusat pendidikan guru militer (Pusdikgumil)
Sekolah Pelatih Infanteri, Pusat pendidikan infanteri (Pusdikif)
Pusat pendidikan jasmani (Pusdikjas)
Pusat pendidikan peralatan (Pusdikpal)
Pusat pendidikan pembekalan angkutan (Pusdikbekang)
Pusat pendidikan polisi militer (Pusdikpom)
Pusat pendidikan perhubungan (Pusdikhub)

Belum lagi markas-markas tentara yang terdapat di situ yang jumlahnya pun cukup banyak, seperti:

Brigif 15/Kujang II
Pussenarhanud
Pussenarmed
Kiban Yonzipur 3
Kodim 0609/Cimahi

dan masih banyak lagi. Dengan banyaknya pusat pendidikan tentara dan fasilitas kemiliteran lainnya maka sekitar 60% wilayah Kota Cimahi digunakan oleh tentara. Mungkin karena itulah, kota Cimahi juga mendapat julukan "Kota Hijau", sesuai dengan warna seragam yang digunakan tentara khususnya dari angkatan darat (TNI-AD).

Namun keadaan demikian juga menimbulkan kesulitan tersendiri bagi pemerintah kota Cimahi. Ini disebabkan karena tanah dan bangunan yang digunakan oleh militer tersebut tidak dibayar pajak bumi dan bangunannya (PBB), sehingga pemerintah kota tidak mendapat masukan dari sebagian besar wilayahnya.



Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Cimahi


Sumber Gambar:


http://www.panoramio.com/photo/1706755

http://www.tatamulia.co.id/Data%20Project%20List/_Mall.htm

http://albummasbagus.blogspot.com/2010/04/pemkot-cimahi-canangkan-wisata-militer.html

Peta Kota Cimahi


View Larger Map

Profil Kota Cimahi

Kota Cimahi memiliki luas wilayah keseluruhan 40,25 Km2, daerah ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung di sebelah utara, selatan, barat, dan Kota bandung di sebelah timur. Cimahi menyandang peran sebagai daerah penyangga bagi Kota Bandung yang berjarak sekitar 12 Km di sebelah barat. Terutama menjadi tempat bermukimnya para pekerja yang mencari nafkah di Kota Bandung.

Cimahi merupakan Kota industri. Kegiatan industri di Cimahi didominasi oleh tekstil, sandang, dan kulit. Hasil-hasil industri tekstil seperti benang, kain tenun, dan pakaian jadi selain memasuki pasar domestik juga memenuhi pasar di Amerika Serikat dan negara-negara Asia, Eropa, dan afrika. Zona industri di Cimahi merata di tiga Kecamatan berbaur dengan lokasi perumahan, Ketiadaan pengelolaan alokasi penggunaan lahan memperlihatkan kesemrawutan dan ketidakteraturan. Pabrik industri terbanyak terdapat di Kecamatan Cimahi Selatan (43 persen).

Di kecamatan ini terdapat kawasan berikat seluas 300 hektar di mana enam perusahaan PMA mengekspor 100 persen produknya. Bahan baku pun 100 persen diimpor, antara lain dari Korea dan Jepang. Lapangan usaha industri merupakan penyangga utama perekonomian Kota Cimahi. Masalah kepadatan menjadi persoalan yang harus segera ditangani pemerintah kota.

Akibat keberadaannya sebagai kantung industri, Cimahi diserbu pendatang yang ingin memperoleh penghasilan lebih baik, kepadatan ini pada akhirnya menyeret persoalan lain berkait dengan mobilitas manusia dan barang. Cimahi tak berbeda dengan Kota Bandung yang macet dan semrawut. Mengatasi kepadatan penduduk dan kemacetan lalu lintas menjadi salah satu pekerjaan rumah pemerintah kota.

Sumber Data:
Jawa Barat Dalam Angka 2007
(01-7-2007)
BPS Provinsi Jawa Barat
Jl. PHH Mustapa No. 43, Bandung 40124
Telp (022) 7272595, 7201696
Fax (022) 7213572


Sumber :
http://regionalinvestment.com/newsipid/displayprofil.php?ia=3277

Potensi Ekonomi Cimahi

Kota Cimahi merupakan salah satu kota yang ada di Propinsi Jawa Barat dengan tingkat populasi penduduk sebanyak 522.731 jiwa. Populasi ini tersebar di 3 kecamatan yaitu Cimahi Utara, Cimahi Tengah dan Cimahi Selatan. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki mencapai 270.350 jiwa dan 252.381 perempuan. Luas wilayah Kota Cimahi mencapai 40 km2.

Kontribusi terbesar dalam pembangunan kota Cimahi pada tahun 2006 didominasi oleh sektor industri pengolahan. Sektor ini telah menyumbangkan PDRB sebesar 61,92 persen atau setara dengan Rp 3,3 trilyun lebih. Konsentrasi lokasi industri pengolahan terdapat di Kecamatan Cimahi Selatan dengan jumlah 105 industri. Industri-industri tersebut berukuran sedang dan besar. Kecamatan Cimahi tengah hanya menampung 33 unit industri. Sedangkan Kecamatan Cimahi Utara menampung 18 unit industri. Total jumlah industri besar yang ada di Cimahi mencapai 75 sedangkan industri yang berukuran sedang mencapai 81 unit.

Kota Cimahi sendiri memiliki 156 unit usaha yang berukuran sedang dan besar. Industri berukuran sedang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 20 sampai dengan 99 pekerja. Sedangkan industri besar daya serapnya mencapai 100 pekerja bahkan lebih.

Sektor lainnya yang juga menjadi aktivitas ekonomi andalan di Cimahi adalah sektor perdagangan hotel dan restoran. Sektor ini mampu memberikan kontribusi pada kegiatan ekonomi Kota Cimahi sebesar 18,85 persen. Sedangkan untuk jasa-jasa lainnya termasuk jasa pemerintah di dalamnya mampu memberikan kontribusi pada perekonomian sebesar 5.82 persen.


Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kota+Cimahi

Yuk, Cicipi Denjapi dari Cimahi!


Tampilannya seperti dendeng sapi, berbentuk segi empat 2 cm dengan warna kecokelatan dan garing. Rasanya ada yang manis dan ada juga yang pedas. Cocok dibuat camilan atau untuk lauk nasi putih yang hangat. Produk makanan dari Cimahi ini rasanya kres..kres renyah gurih!

Jantung pisang atau ujung bunga pisang yang tersisa saat bagian lainnya bertumbuh menjadi buah pisang memang harus dipotong. Ini agar buah pisang bisa bertumbuh maksimal. Jantung pisang yang berupa kelopak berwarna ungu dengan jajaran bunga berwarna putih kekuningan ini enak dibuat sayur.

Biasanya jantung pisang diolah bersama bumbu gulai dan santan kental. Rasanya gurih dengan tekstur berserat yang lembut dan empuk. Bisa juga diolah menjadi campuran urap sayuran atau dinikmati dengan bumbu pecel. Jantung pisang yang enak diolah merupakan jantung pisang kepok karena tebal dan tidak mudah lonyot serta rasanya tidak sepet.

Kini jantung pisang diolah dengan cara baru sehingga tampil pula dengan rasa yang lebih enak dan unik. Di daerah Cimahi ada perusahaan rumahan yang memproduksi dendeng jantung pisang yang disingkat sebagai 'Denjapi'.

Bagian jantung pisang yang dalam dan empuk dimasak bersama bumbu dendeng (bawang putih, ketumbar, gula merah) dan diberi kaldu daging. Dimasak hingga empuk dan kering lalu dipres dan dipanggang. Jadilah dendeng yang persis dengan dendeng sapi.

Kandungan nutrisinya juga cukup banyak, vitamin A,B, C, D, dan E serta protein dan karbohidrat. Karena berasal dari bahan nabati tentu lebih menyehatkan. Produk yang dikemas dengan rapi ini beberapa waktu laliu dipamerkan dalam acara 'Pangan Nusa 2009'. Harganya juga tidak terlalu mahal. Tiap kemasan 75 gram ditawarkan Rp.7.000,00! Mau coba?

(eka/Odi)


Sumber :

Odilia Wineke - detikFood

http://www.detikfood.com/read/2009/08/12/145311/1181924/482/yuk-cicipi-denjapi-dari-cimahi

Cimahi Siapkan 20 Hektar untuk Pusat Jasa dan Komersil

Pemerintah Kota Cimahi berencana memperluas investasinya dengan membuka sekitar 20 hektar lahan di Baros Cimahi Selatan sebagai pusat komersil dan Jasa."Kawasan tersebut untuk kawasan komersil seperti perhotelan" kata Wakil Walikota Cimahi Eddy Rahmat di Kantor Pajak Jawa Barat I Kota Bandung. Selasa (9/3).

Selain lahan, juga akan direvitalisasi kawasan perindustrian. Khususnya pabrik tekstil yang sudah tidak beroperasi agar bisa dioptimalkan penggunaan lahannya.

"Realisasinya kapan belum bisa ditargetkan. Sampai sekarang kami measih melakukan kajian bersama beberapa perguruan tinggi, karena untuk pabrik yang tak beroperasi itu milik privat.” ujarnya.

Menurut Eddy, pembangunan hotel di kawasan Baros Cimahi Selatan diharapkan mampu menunjang iklim investasi terutama di sektor telematika dan penunjang parwisata kota Bandung yang tengah di bidik pemerintah kota. Dimana kawasan komersil yang akan dibangun dipandukan dengan konsep Cimahi Cyber City.

Data Badan Koordinasi, Promosi, dan penanaman Modal Daerah Jabar, total investasi Kota Cimahi untuk Penanaman Modal Asing selama 2009 sebesar Rp 692,818 miliar dan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar Rp 645,944 miliar.

"Pemerintah Kota Cimahi sendiri, tahun ini sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk perbaikan infrastruktur," katanya.

ALWAN RIDHA RAMDANI


Sumber :
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/03/09/brk,20100309-231357,id.html

9 Maret 2010

Cimahi, dari Kota Kumuh Menjadi Kota Penuh Prestasi

Di usianya yang ke-9 Kota Cimahi telah banyak mengalami kemajuan, baik fisik maupun non fisik. Keberhasilan Kota Cimahi ditandai dengan diraihnya sejumlah prestasi baik tingkat regional maupun nasional.

Demikian disampaikan Wali Kota Cimahi, H.M. Itoc Tochija, pada puncak peringatan HUT ke-9 Kota Cimahi, Senin (21/6). Puncak peringatan HUT Kota Cimahi ditandai oleh Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kota Cimahi yang dilanjutkan dengan arak-arakan dari halaman DPRD ke Gedung Baros Information Technology Centre (BITC), Jln. HMS Mintareja.

Dalam sambutannya, Itoc mengatakan, sebelum menjadi kota otonom, Cimahi termasuk daerah kumuh. "Tapi dengan bantuan berbagai unsur ma-syarakat, Cimahi menjadi maju seperti sekarang ini," katanya.

Itoc mengakui, ada sejumlah tantangan yang menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Cimahi ke depan, terutama menyangkut infrastruktur khususnya jalan raya yang saat ini sudah tergolong padat kendaraan dan pengembangan ekonomi khususnya usaha kecil menengah (UKM).

Sedangkan Ketua DPRD Kota Cimahi, Ade Irawan, kepada wartawan mengatakan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemkot Cimahi menujukan peningkatan secara signifikan. Ade mengharapkan, Pemkot Cimahi lebih meningkatkan pelayanan terutama menyangkut masalah perizinan.

"Masalah perizinan, sesuai dengan perda, itu kan ada batas waktunya. Kita sering mendapat laporan masih adanya keterlambatan," katanya.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Gubenur Jawa Barat Koordinator Wilayah Priangan, H. Ali Anwar, mengatakan, kemajuan yang telah diperoleh Kota Cimahi harus bisa berdampak kepada pembangunan lainnya seperti dalam kebersihan dan kesehatan lingkungan.

"Selain itu masalah pendidikan dan kesehatan ke depan agar lebih ditingkatkan, begitu juga usaha kecil menengah (UKM perlu terus dikembangkan. Tiga hal itu sangat berpengaruh kepada pncapaian indeks pembangunan manusia (IPM) Jawa Barat," katanya. (B.35)**


Sumber :
http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20100622062425&idkolom=tatarbandung

22 Juni 2010

Cimahi, Kota Wisata Sejarah Militer


CIMAHI, sebuah kota administratif dengan luas sekitar 4.000 hektar di wilayah Kabupaten Bandung Utara, seringkali terlupakan dalam sejarah. Sejarah kota ini tak banyak tercatat, padahal kota ini punya sejarah penting bukan hanya karena Cimahi dilalui jalur "Daendels" Anyer-Panarukan tapi juga bagi dunia militer di masa kolonial.

Pramoedya Ananta Toer menggambarkan kenangan atas kota-kota, khususnya kota di tanah Priangan, yang dilalui Jalan Raya Pos begini, "Barang tiga kilometer ke tenggara, Jalan Raya Pos sampai ke Cimahi. Sebelum 1913, tempat ini bernama Cikolokot (tapi di catatan sejarah lain tertulis Cilokotot –Red). Perubahan nama terjadi setelah semasa pemerintahan Gubernur Jenderal van Heutsz, Bandung ditunjuk jadi tempat pemusatan tentara Hindia Belanda dan di Cikolokot dibangun tangsi besar KNIL dengan RS militer yang juga besar. Sejak itu Cimahi jadi kota militer. Tak ada suatu kenangan padaku tentang Cimahi tapi sedikit tentang Padalarang."

Demikian sedikit kenangan Pramoedya atas Cimahi. Catatan sejarah lainnya tertulis dalam situs resmi kota itu. Cimahi mulai dikenal pada tahun 1811 ketika Gubernur Jendral Herman Willem Daendels membuat jalan Anyer - Panarukan. Tuan Besar Guntur (Daendels) kemudian membuat pos penjagaan (loji) di lokasi yang kini menjadi Alun-alun Cimahi.

Antara tahun 1874 - 1893, Belanda membangun jalur kereta api Bandung-Cianjur dan bersamaan dengan itu Stasiun Cimahi pun ikut berdiri. Stasiun ini masih ada di sana. Selain membangun jalan kereta api itu, pada 1886, pusat pendidikan militer bersama fasilitas lain seperti rumah sakit, rumah tahanan militer juga disiapkan.

Rumah Sakit Dustira, dari tahun 1887, kini masih berdiri gagah, demikian pula rumah tahanan militer Poncol yang di dinding bagian atas pintu masuk tertulis angka 1886. Kini dengan tambahan 'kawasan terlarang". Saat saya, di bawah rintik hujan akhir pekan lalu, meminta izin mengambil gambar bagian muka, izin tak diberikan, "Harus ada izin dari pusat (Jakarta). Kita sudah sering kedatangan orang Belanda minta izin untuk ambil gambar, tetap enggak bisa," tandas soldadu yang menjaga rumah tahanan itu.

Sayang sekali. Kejadian seperti itu tak hanya terjadi di Cimahi. Di semua daerah di mana bangunan bersejarah dikuasai militer, maka warga tersendat mendapatkan sejarah dan keberadaan kota mereka sendiri. Segala aturan, tata cara, prosedur birokrasi nan panjang harus dilalui hanya untuk mengambil gambar sebuah gedung bersejarah yang bukan hanya milik militer tapi milik seluruh kota, bahkan bangsa ini.

Di saat kota-kota bersejarah, kota-kota di Indonesia sadar akan kekayaan pusaka (heritage) mereka, kesulitan bahkan hambatan akan datang dari urusan kepemilikan bangunan. Alhasil, pemeliharaan termasuk pemugaran bangunan yang potensial jadi atraksi wisata sejarah kota terkait, sulit dipantau. Lihat saja bekas tembok kota Batavia sisi Timur beserta gudang rempah di sana. Perhatikan, dari waktu ke waktu semua terkikis makin habis tak berbekas.

Kembali ke Cimahi, menjelajah kota ini mata saya bagaikan enggan berkedip karena hampir di tiap sudut, bangunan tua, bangunan bersejarah berserakan. Termasuk Gereja St Ignatius, kerkhof (pemakaman) Leuwigajah di sini terbentang pula kuburan Belanda - Ereveld Leuwigajah).

Intinya, sebagai kota militer, Cimahi berpotensi besar menjual kemiliteran kota ini. Hanya saja, tentu, sebagai kota wisata, harus ada kompromi pada urusan keramahtamahan, hospitality dari seluruh pihak di Cimahi.


WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto

Sumber :
http://www1.kompas.com/readkotatua/xml/2009/12/30/1601361/cimahi.kota.wisata.sejarah.militer
30 Desember 2009

Kota Cimahi Unjuk Gigi - Dukung Industri Kreatif

BICARA tentang industri kreatif, Kota Bandung disebut-sebut sebagai kota yang memiliki kontribusi tertinggi yang disandingkan dengan Jawa Tengah dan Bali. Hal itu setelah Kota Bandung memiliki road map industri kreatif. Bahkan setiap bulan Kota Bandung selalu mengadakan festival industri kreatif.

Serupa dengan Kota Bandung, Kota Cimahi pun mulai mengepakkan sayapnya dalam industri kreatif. Bahkan pemerintah sendiri telah menunjukkan keseriusan terhadap pengembangan industri kreatif. Bukti keseriusan pemerintah atas pengembangan ekonomi/industri kreatif itu, untuk pertama kalinya digelar acara Baros Fest 2010 selama empat hari berturut-turut, 18-21 Juni 2010 di sebuah gedung yang diperuntukkan khusus bagi para pegiat industri kreatif, yaitu Baros Information Technology Centre (BITC).

Acara tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kota Cimahi dalam mendukung pertumbuhan industri kreatif di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat, dan Indonesia. Acara yang dibuka langsung Wali Kota Cimahi, H.M. Itoc Tochija itu diharapkan dapat menjadi sarana berbagai potensi kreativitas masyarakat Cimahi. Selain menunjukkan bahwa Kota Cimahi tidak ketinggalan dengan daerah lainnya di bidang industri kreatif dan teknologi informasi.

Kota Cimahi tidak ingin ketinggalan dalam industri kreatif, khususnya di bidang animasi film dan informasi teknologi. Untuk itu, dalam pengembangannya dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan adanya dukungan dari masyarakat, yang diharapkan dapat memahami tentang industri kreatif, bisa tercipta lapangan pekerjaan baru.

"Kita sudah bisa bersilaturahmi dengan saudara-saudara (daerah-daerah) lainnya, khususnya dalam soal industri kreatif. Prestasi seperti ini di masa mendatang harus ditingkatkan," ungkap Ketua Cimahi Creative Association, Rudi Sutheja.

Dalam Baros Fest ditampilkan pameran berbagai produk kreatif unggulan, seperti fashion dan berbagai hasil kerajinan tangan. Sekitar 50 stan akan memamerkan produk teknologi informasi dan perbankan. Sedangkan bukti dukungan terhadap kreativitas anak muda Kota Cimahi, di lantai dasar BITC juga digelar pameran foto dan lukisan, yang menampilkan berbagai gedung dan lembaga serta kegiatan di Kota Cimahi, selain festival indie.

"Ada juga festival film animasi dan film indie, selain lomba website dan fotografi," paparnya.

Perlombaan kreativitas tersebut diikuti 24 peserta film indie, di antaranya untuk kategori film animasi berjumlah 16 peserta. Dipaparkan Rudi, peserta tidak hanya berasal dari Kota Cimahi, Bandung atau Jabar, tapi juga Bali, Medan, Surabaya, Solo, Bojonegoro, dan Banjarmasin. Namun yang menjadi kebanggaan, yang keluar sebagai juara tetap dari Kota Cimahi.

"Film indie di sini bukan film indie biasa, tapi juga mengangkat tentang budaya, heritage, dan human interest," jelasnya.

Miliki sekolah unggul

Sementara untuk penjurian, panitia mendatangkan para juri yang kompeten di bidangnya. Yang pasti, kriteria dalam penilaian film indie serta animasi adalah orisinalitas cerita maupun karya, tata suara serta tata cahaya atau pencahayaan.

"Kenapa kita menyelenggarakan lomba animasi, soalnya Cimahi memiliki sekolah-sekolah yang memang unggul dalam bidang IT, yang juga dibutuhkan untuk produksi film dan animasi. Potensinya sangat banyak. Hal ini karena di beberapa sekolah khususnya SMK, IT sudah dijadikan mata pelajaran. Maka dengan adanya lomba, potensi para murid atau pegiat IT bisa lebih tereksplorasi," terangnya.

Kebanggaan lainnya bagi pemuda Kota Cimahi, dalam acara tersebut, para skateboarder diberi space khusus untuk unjuk gigi di tengah para pengunjung Baros Fest. "Kami sengaja memberikan space untuk kreativitas anak-anak muda, mulai dari hobi seperti skateboard hingga musik. Malah ke depannya kami akan khusus menggelar acara musik indie bagi mereka yang memiliki potensi di bidang tersebut. Yang jelas kreativitas Kota Cimahi tidak akan pernah mati dan pemerintah semaksimal mungkin akan terus mendukung perkembangan industri kreatif," tegas Rudi. (tri widiyantie/"GM")**


Sumber :

http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20100626130557&idkolom=indies

26 Juni 2010

Sejumlah Negara Bidik Animator Cimahi

DALAM menggarap industri kreatif di Kota Cimahi, pemerintah tidak berpikir untuk mengejar keuntungan langsung. Namun lebih kepada bagaimana masyarakat dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dan pada akhirnya untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Karena minimnya sumber daya alam (SDA) dan terbatasnya lahan yang dimiliki, Kota Cimahi harus mengembangkan sumber daya lain yang dimiliki sebagai tulang punggung dan soko guru pembangunan ke depan. Dengan komposisi penduduk yang didominasi usia produktif, pembangunan berbasis sumber daya manusia (SDM) untuk mewujudkan Cimahi sebagai kota industri kreatif sangat mungkin dilakukan.

Salah satu arah menuju pengembangan industri kreatif sudah dimulai. Putra-putri SMKN 1 Cimahi saat ini sedang mengembangkan produk laptop made in Cimahi dan jika berhasil, Kota Cimahi menjadi kotamadya pertama di Indonesia yang memproduksi laptop hasil karya putra-putri daerahnya.

Di samping itu, beberapa infrastruktur pun sedang dibangun saat ini. Dalam waktu tidak lama lagi, Kota Cimahi akan memiliki Gedung Cimahi Cyber City (C-3) yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian. Gedung C-3 ini nantinya akan mewadahi komunitas keahlian di bidang informasi teknologi (IT) sekaligus menjadi katalisator bagi pertumbuhan industri kreatif di bidang IT.

Sebagai contoh, tentang animasi untuk kelas dunia, berarti bicara tentang omzet yang bisa dihasilkan dari animasi kurang lebih Rp 900 triliun. Tentu saja angka tersebut sangat menggiurkan. "Oleh karena itulah mengapa IT harus terus dikembangkan, dan salah satunya dengan memasukkan IT sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Tidak cuma itu, Cimahi punya Cimahi Creative Assosiation (CCA), yaitu wadah bagi pelaku industri kreatif atau anak-anak yang memang memiliki kemampuan atau sedang menggeluti berbagai hal yang berhubungan dengan industri kreatif, khususnya dalam bidang IT atau animasi," jelas Kepala Kantor Penanaman Modal Kota Cimahi, Benny Bachtiar.

Komunitas animasi

Untuk memaksimalkan kualitas, CCA juga punya komunitas animasi. Di komunitas ini mereka biasa melakukan pelatihan tentang animasi dan java mobile. Di Cimahi, animasi sudah sangat bagus. Bahkan beberapa negara seperti Turki dan Malaysia pernah datang untuk melihat potensi para penggiat animasi Cimahi.

Yang pasti, kondisi industri kreatif di Cimahi saat ini sedang mengalami pertumbuhan. Tercatat ada sekitar 410 industri kreatif. Dalam segi ekonomi kondisi industri kreatif di Kota Cimahi masih bergerak di bidang kuliner dan masih usaha skala kecil. "Beberapa pelaku usaha kecil di Cimahi masih perlu pelatihan, untuk mengembangkan usahanya. Mereka perlu pelatihan untuk mendesain dan mengelola," paparnya.

Bahkan, lanjutnya, jika bidang-bidang tersebut dapat berkembang dengan baik, maka pihaknya akan menjadikan Baros sebagai pusat kreativitas dan pusat wisata kuliner serta produk lokal Cimahi.

"Letak Baros yang strategis membawa keuntungan tersendiri bagi kami, karena merupakan lintasan antara Jakarta-Bandung. Berdasarkan data yang kami miliki, setiap week-end kurang lebih 50.000 pendatang melintasi jalur Baros. Hitung saja, jika setiap orang bisa mengeluarkan Rp 30.000 saja dengan menikmati wisata Cimahi, coba bayangkan pendapatan APBD Cimahi, tentu akan berkembang. Kondisi tersebut sangat membantu pertumbuhan perokonomian Cimahi," tambah Benny.

Ditambahkannya, banyak hasil produktivitas masyarakat Cimahi yang bisa menjadi kebanggaan, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, hingga tempat-tempat kebudayaan, karena Cimahi memiliki kawasan yang kaya dengan cagar bangunan tempo dulu. Kendati demikian, lanjutnya, yang menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota Cimahi agar rencana tersebut dapat terealisasi dengan baik, maka harus terus melakukan pembinaan, promosi, serta rutin melaksanakan acara-acara kreatifitas yang dapat digendakan secara berkala.

"Banyak rencana yang tengah kami siapkan. Yang pasti kita tidak mengambil keuntungan basar secara langsung, terlebih dalam bentuk materi. Kita harapkan dapat menguntungkan dalam jangka panjang yang mungkin akan dirasakan para generasi penerus Kota Cimahi," tandasnya. (tri widiyantie/"GM")**


Sumber :
http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20100626130642&idkolom=indies

26 Juni 2010

Kota Cimahi Akan Jadi Kota Layak Anak

Pemerintah siap mendukung pengembangan program kota layak anak di Kota Cimahi. Menurut Wali Kota Cimahi Itoc Tochija, kota layak anak perlu diwujudkan untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi anak. Partisipasi orang tua dan para guru memiliki peran cukup penting.

Hal itu diungkapkan Itoc dalam Rapat Konsultasi Tim Penggerak PKK Kota Cimahi tahun 2010 di Aula Gedung A Kantor Pemerintah Kota Cimahi, Senin (8/3). Pada kesempatan itu, Itoc mengatakan, Cimahi sebetulnya sudah siap dan memang sangat mendukung pengembangan konsep kota layak anak. Bentuk dukungan itu tecermin dalam beberapa program yang didukung sarana dan prasarana dalam rangka pemenuhan hak-hak anak.Program kota layak anak merupakan upaya untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi anak, yakni dengan menjadikan daerah itu sebagai tempat yang ideal bagi anak dalam segala hal. Bentuk

dukungan itu dapat berupa keberadaan taman-taman yang diperuntukkan bagi anak-anak. Itoc mengatakan, ada pula Plaza Rakyat yang tak hanya ditujukan bagi orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak.Dengan menerapkan program kota layak anak, diharapkan Kota Cimahi dapat menjadi tempat tinggal yang lebih baik lagi dan bisa membantu anak untuk tumbuh dan berkembang secara baik. "Yang harus kita lakukan saat ini adalah bagaimana agar para orang tua turut membantu mengarahkan anak-anak. Demikian pula dengan guru-guriinya. Mulai dari tingkat dasar seperti PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini-red.) dan TK (taman kanak-kanak-red.)," tuturnya.

Rencana kerja Ketua Tim Penggerak PKK Kota Cimahi Atty Suharti mengatakan, program kota layak anak sudah masuk dalam rencana kerja PKK Kota Cimahi tahun 2010. Atty mengatakan, kota layak anak merupakan suatu upaya untuk mempercepat implementasi konvensi hak anak ke dalam pembangunan sebagai langkah awal untuk memberikan yang terbaik bagi kepentingan anak."Diharapkan, program ini dapat berjalan dengan baik untuk melindungi anak-anak kita. Apa yang menjadi hak-hak mereka sebagai anak-anak, harus dapat terpenuhi baik dari segi kesehatan, pendidikan, hingga dalam kehidupannya sehari-hari," katanya. Kontribusi PKK di antaranya melalui bina keluarga balita, program posyandu, dan lainnya. (A-177)"#


Sumber :

Pikiran Rakyat, dalam :
http://bataviase.co.id/node/124729

9 Maret 2010

Kenalkan Batik Cimahi Melalui "Lembur Batik Cimahi"

Salah satu cara untuk lebih memperkenalkan eksistensi Batik Cimahi ialah dengan mendirikan pusat pelatihan dan gallery batik bernama "Lembur Batik Cimahi", di Jalan Pesantren Kelurahan Cibabat, Kota Cimahi."Lembur Batik Cimahi" ini, diharapkan dapat lebih mengenalkan eksistensi Batik Cimahi kepada masyarakat umum, kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Cimahi, yang juga istri Wali Kota Cimahi, Atty Suharti Tochija, usai melakukan kunjungan kerja di Lembur Batik Cimahi, Selasa.Dalam kunjungan tersebut, Istri Wakil Gubernur Jawa Barat Ir Sendy Dede Yusuf juga turut serta.

Akan tetapi, untuk menuju ke arah sana perlu komponen penambahan perajin batik agar upaya pengenalan ke masyarakat luas lebih cepat dikenal.

Ia menyebutkan, langkah utama agar komponen perajin tersebut semakin diminati, pihaknya melalui Dekranasda melakukan pembinaan lebih intensif.

Pasalnya, potensi batik Cimahi sangat terbuka lebar dengan ragam jenisnya yang memiliki khas tersendiri.

"Namun, pengarahan yang kami lakukan, tidak menjadikan para perajin batik tergantung pada Pemkot Cimahi sehingga mampu mandiri sendiri," katanya.

Pihaknya menyatakan, salah satu bukti dari pengarahan bagi pengrajin batik di Kota Cimahi ialah dengan terbentuknya tempat workshop dan galeri tentang batik (Lembut Batik Cimahi) yang didirikan oleh Ria Triwanto.

Atty mengatakan, dengan dibukanya Lembur Batik Cimahi diharapkan akan memudahkan akses warga Cimahi maupun luar Cimahi untuk mengunjunginya sekaligus berbelanja.

"Pemasaran malalui dekranasda tentunya diharapkan memudahkan perajin untuk terus bekreasi sebab ini juga sebagai wadah perajin untuk lebih dikenal masyarakat luas. Bahkan, kami juga telah melakukan berbagai event dengan menampilkan fashion dengan peragaan sejumlah model,? kata Atty.

Sementara itu, istri Wakil Gubernur Jawa Barat, Sendy Dede Yusuf, menyatakan, kerajinan batik yang penuh keunikan di setiap daerah ini akan menjadikan ragam batik yang kaya kreativitas.
"Batik Cimahi yang tak kalah dengan daerah lain perlu terus diasah kreatifitasnya agar lebih menarik dan mempunyai daya saing lebih," kata Shendy.

Sendy berharap, batik Cimahi yang dapat di tuangkan pada berbagai media seperti tas, sarung bantal, sepatu dan lain sebagainya dapat memicu daerah lain untuk terus berkreasi. Bahkan, dengan keragaman batik di Jabar akan memperkuat ciri khas masing-masing daerah dan Provinsi Jabar tidak perlu memiliki satu cirri khas batik saja untuk menjadi identitas batik Jabar namun biarkan daerah memiliki keunikan tersendiri.

Selain itu, sebagai upaya mempermudah pinjaman dana bagi para perajin batik untuk akan meningkatkan gairah para perajin untuk terus berkarya.
Bahkan, pihaknya juga akan mengadakan pameran batik se Jabar pada 19 hingga 21 November mendatang.

Tiga Motif
Batik khas Kota Cimahi memiliki tiga motif utama yakni anyaman bambu, lereng kujang, dan daun singkong Cireundeu.

Motif batik itu merupakan hasil dari lomba desain yang dimenangkan oleh Didi Sahadi (anyaman bambu), Muhammad Yaser (lereng kujang), dan Dadang (daun singkong Cireundeu).

Menurut Ketua Dekranasda Cimahi, Atty Suharti Tochija, ketiga motif tersebut memiliki makna yang berkaitan dengan Kota Cimahi.

Motif bambu terinspirasi dari salah seorang warga Kota Cimahi yang merupakan penggagas Asosiasi bambu sedunia.

Sementara itu, motif pusaka kujang merupakan simbol Jawa Barat yang merupakan provinsi tempat Kota Cimahi berada.

Daun singkong Cireundeu terinspirasi dari salah satu wilayah di Kota Cimahi. Wilayah yang terkenal dengan Kampung Cireundeu tersebut mendapatkan penghargaan nasional ketahanan pangan karena makanan pokok masyarakatnya adalah singkong.



Sumber:
http://www.kompas.com/read/xml/2009/11/04/01122386/kenalkan.batik.cimahi.melalui.quotlembur.batik.cimahiquot KOMPAS/ENY KOMPAS, dalam :
http://www.kasundaan.org/id/index.php?option=com_content&view=article&id=41:newsflash-5&catid=53:batik&Itemid=

82 Persen UMKM Di Cimahi Belum Berizin

Sekitar 82% pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Cimahi belum memiliki izin. Hal itu disebabkan mahalnya biaya pembuatan izin mendirikan bangunan yang merupakan salah satu syarat mengajukan izin usaha sesuai dengan Perda Kota Cimahi No. 37/2003.



Berdasarkan data Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi, jumlah UMKM di Kota Cimahi mencapai 3.269. Jumlah tersebut tersebar di tiga kecamatan yaitu di Cimahi Selatan (1.152 UMKM), Cimahi Utara (844), dan Cimahi Tengah (1.273). Sementara itu, jumlah UMKM yang telah terdaftar memiliki izin usaha sebanyak 576. "Klasifikasi UMKM tersebut yaitu yang memiliki investasi di bawah Rp 500 juta," katanya.

Menurut Kepala Bidang Koperasi dan Usaha, Dinas Koperasi, Industri, Perdagangan, dan Pertanian Kota Cimahi Rika Agustina, izin pendaftaran usaha sebenarnya memberikan keuntungan bagi pelaku usaha maupun pemerintah. Dengan adanya izin usaha, kata dia, pelaku usaha memiliki perlindungan hukum yang jelas. "Selain itu, apabila ingin mengembangkan usahanya dengan meminjamkan modal ke bank, salah satu persyaratannya adalah dengan adanya izin usaha itu," katanya saat dihubungi, Minggu (29/3).

Demikian juga dari sisi pemerintah. Menurut Rika, pelaku UMKM yang ingin mendaftarkan izin usahanya harus mencantumkan jumlah modal dan keuntungan yang dimiliki. Data tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk proyeksi kebijakan ekonomi. Hal itu, kata Rika, berkaitan dengan pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM) bidang daya beli masyarakat. Saat ini, pencapaian IPM Kota Cimahi dalam bidang daya beli masyarakat masih relatif rendah.

Namun, menurut dia, biaya pembuatan izin usaha di Kota Cimahi masih tergolong tinggi. Terutama untuk pembuatan izin mendirikan bangunan. Apabila persyaratan lainnya seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) bisa didapatkan dengan harga Rp 50.000,00. "Bisa dibayangkan, kalau usahanya seperti warung kecil-kecilan saja maka biayanya memang terlalu besar dibandingkan dengan penghasilannya," katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi Cecep Surachman, mengakui adanya kendala biaya dalam pembuatan IMB tersebut. "Selain itu, untuk IMB juga dibutuhkan syarat lain seperti denah bangunan," katanya.

Untuk itu, kata dia, Pemerintah Kota Cimahi memiliki program untuk membantu pelaku UMKM dalam membuat IMB. Program tersebut mulai dilaksanakan 2009 ini. "Bagi pelaku UMKM yang ingin mendaftarkan usahanya dapat mendatangi langsung kantor PPTSP," ujarnya. (A-185/A-50)***


Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=66955, dalam :

http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=9610&Itemid=825
30 Maret 2009

Sabtu, 26 Juni 2010

Urusan ICT, Bandung Bisa Disalip Cimahi

Agresifnya Kota Cimahi dalam urusan Information Communication Technology (ICT) dipuji oleh CEO MarkPlus Inc, Hermawan Kartajaya. Bahkan Hermawan memperkirakan potensi ICT yang dimiliki oleh Kota Bandung akan beralih ke Kota Cimahi. Hal ini akan terjadi jika Pemkot Bandung tidak segera mendukung serta mewadahi pelaku industri ICT di Bandung.

"Bandung bisa disalip sama Cimahi. Cimahi sangat agresif dalam mengembangkan ICT. Bahkan mereka sedang membangun gedung pusat ICT. Saya diajak oleh wali kota untuk melihat gedungnya," katanya saat berbincang dengan detikbandung, Sabtu (3/4/2010).

Kekhawatiran Hermawan cukup beralasan, pasalnya hampir tidak ada sedikitpun perhatian dari Pemkot Bandung untuk masalah IT. Beberapa konsep untuk menjadikan Bandung sebagai cyber city sering diungkapkan. Namun selalu saja jalan di tempat.

"Nanti semuanya bisa kesedot ke sana (Cimahi - red). Padahal Bandung ini punya potensi yang sangat besar. Hanya kurang dukungan saja dari pemerintah kotanya,"
katanya.

Saat ini Pemkot Cimah tengah merampungkan Gedung Baros Cyber Creative Center (Baros C3). Gedung ini adalah salah satu fasilitas yang akan menjadi ikon Baros
Information Technology Creative (BITC). Gedung Baros C3 tersebut oleh Pemkot Cimahi rencananya akan dijadikan pusat kegiatan kreatifitas yang berkaitan dengan ICT.

"Saya juga bicara dengan wali kota Cimahi, bahwa jika ingin berhasil jangan hanya segmen anak muda saja yang disasar. Ke depan, market ini didrive oleh youth,
women dan netizen. Atau yang kita sebut dengan new wave," katanya.

Beberapa hari silam, MarkPlus memberikan penghargaan kepada tokoh anak muda Bandung yang berprestasi dan dapat memberikan inspirasi kepada anak muda lainnya. Mereka yang mendapatkan penghargaan adalah Eka Ramdani, pemain Persib untuk kategori olah raga.

Lalu Nazril Irham atau yang akrab dipanggil Ariel Peterpan untuk kategori seni dan budaya. Berikutnya Dandhy, pemilik clothing 347 untuk kategori pengusaha, dan Daniel Edward, seorang aktifis terumbu karang untuk kategori lingkungan hidup. Terakhir penghargaan diberikan kepada politikus muda, Egi Hamzah untuk kategori politik.


Sumber :
Andrian Fauzi - detikBandung
http://bandung.detik.com/read/2010/04/03/144542/1331233/486/urusan-ict-bandung-bisa-disalip-cimahi
3 April 2010


(afz/ema)